Selamat Datang

Semoga Keberkahan selalu menyertai Saudara..amin
Selalu Kunjungi kami & ikuti Program KSB..
Salam Berkah Berlimpah Berjama'ah
Jangan Lupa Tinggalkan pesan dibuku tamu yaa... :)

Senin, 21 Januari 2013

Kerahasiaan atau Kesendirian?

Kerahasiaan atau Kesendirian?
- Case 3 -
Kerahasiaan atau Kesendirian?
Syahdan sewaktu saya kecil, ada cerita tentang hamba sahaya yang bekerja kepada majikannya. Di awal Tuannya meminta hamba sahaya ini bekerja, hamba sahaya ini meminta kepada Tuannya agar ia hanya bekerja di siang hari. Sedang di malam hari, ia tidak berkenan melakukan pekerjaan apapun. Permintaan ini disanggupi oleh sang majikan.
Sang majikan ini heran. Hamba sahayanya ini hanya meminta makanan untuk pagi dan siang hari saja. Sedangkan kalau malam, ia hanya meminta sang majikan cukup membayarnya dengan tidak masuk ke dalam kamarnya. Begitu saya diceritakan oleh guru-guru madrasah ketika saya kecil.
Suatu hari, penasaran sang majikan ini dengan apa yang dilakukan oleh hamba sahayanya. Maka, didorong oleh rasa penasarannya, majikannya ini memaksa masuk. Didapatinya hamba sahayanya ini sedang shalat di kegelapan malam dan kegelapan kamar. Sayang, begitu diketahui oleh majikannya ini, hamba sahaya ini menjerit keras dan mati seketika. Barangkali ia terkejut sebab shalat malamnya diketahui oleh makhluk Allah yang lain. Ya, barangkali sebab hatinya tertusuk. Amalnya kini ada yang mengetahui. Tidak lagi murni sebab Allah. Wallaahu a’lam.
Dalam cerita-cerita amal saleh, ada banyak orang-orang mukmin yang hebat-hebat amal salehnya, dan mereka sanggup menjaga kerahasiaan amalnya. Hanya untuk Allah semata, begitu mereka punya prinsip. Sesuatu yang masya Allah, udah langka juga di zaman sekarang ini. Bahkan tidak sedikit di antara penganut prinsip hebat ini yang tidak mau “mengotori” amalnya dengan permintaan-permintaan. Mereka benar-benar melakukan amal-amal ini untuk Allah. Bukan untuk kepentingan dirinya.
Semasa kecil, ada manuskrip-manuskrip dari para sufi yang kira-kira berkalam begini: Jika amal ini kulakukan untuk surga-Mu, maka tutuplah pintu surga itu. jika amal-amal kulakukan untuk neraka-Mu, maka bukalah pintu neraka itu. Subhaanallaah.
Walaupun saya pribadi “kurang paham”, bagaimana mungkin manuskrip suci ini bisa sampai ke tangan saya saat itu, ke telinga saya? Kisah ini disampaikan oleh guru-guru kesucian saya, yang mana beliau-beliau pasti menerimanya juga dari yang lain; sebab membaca, sebab mengaji, sebab belajar. Dan itu artinya, terselip sebenernya”ketidakrahasiaan” amal sufi tersebut? Entahlah. Saya sendiri tidak mau ambil pusing. Kalimat itu, meski saya berlainan paham dan cara, tetap subhaanallaah buat saya. kalimat itu begitu agung. Melakukan sesuatu tulus karena Allah. Karena DIA.
Dan di dalam cerita amal-amal saleh para shaalihiin masa kini, pun mereka banyak menikmati sekian fadhilah amal saleh yang mereka lakukan. Dan di antara mereka, banyak yang betul-betul merahasiakan amalnya. Murni semurni-murninya. Dan anehnya, amalan-amalan nan tersembunyi itu juga nyampe kisahnya kepada kita, he he.
Ada pedagang yang hebat, yang ia pelihara shalat dhuha di mushalla dekat tokonya, di masjid pasar dekat kiosnya. Dan dia pun memelihara kebiasaan membaca al Qur’an di pagi hari. Kebiasaannya ini tidak ia umumkan ke kios-kios sebelahnya. Tidak juga ia sampaikan kepada kawan-kawan toko sebelahnya sebagai pengingat dan penghibur. Dia jaga amalnya sendirian. Ga ada yang tahu. Sampe-sampe bisa-bisa orang-orang nyangkanya ada ritual khusus, saban jam sekian, ngilang. Dan dia pun ga perduli dengan anggapan orang. Dia santai aja dengan dhuhanya. Masih dalam kesendirian.
Ada seorang guru yang sama gajinya, sama honornya. Satu yang membedakan. Guru ini memegang satu amalan secara istiqamah. Amalan yang dijaga guru ini adalah sekumpulan amalan-amalan sunnah yang sebenernya bisa ia share ke guru yang lain; shalat di penghujung malam, istighfar di waktu sahur, baca al Qur’an ketika qiyaamullail, dan beberapa pegangan amal lainnya. Jadilah ia guru yang berbeda secara derajat kemuliaan dan kesejahteraan. Rahasia amal ini dirahasiakan. Dia “biarkan” guru-guru yang lain yang melihat dirinya begitu anteng, tenang, sejahterah, tanpa memberi jawaban mengapa bisa begitu.
Ada seorang karyawan yang begitu pesat karirnya, pendidikannya. Sebab ia memuliakan ibunya. Ia memiliki keramat yang ia muliakan. Setiap pagi ia sempatkan menyapa ibunya. Bahkan ketika ia berumah tangga. Komunikasi jalan kemuliaan, melalui senyuman dan ridha ibunya, ia tetap pertahankan. Ia ajak istrinya dan anak-anaknya ikut memuliakan ibunya. Dan ia muliakan juga ibu mertuanya. Rupanya jalan-jalan inilah yang sudah membuatnya dimuliakan Allah. Sungguhpun ia tidak memiliki shalat malam dan amalan-amalan hebat lainnya. Standar.
Di urusan sedekah, di belahan bumi Allah yang lain, ada orang yang melesat sebab dia diterima sedekahnya oleh Allah. Dia jadi kaya, punya banyak usaha, dan semakin manfaat. Namun, kerahasiaan sedekahnya, sampe mati dia jaga. Tidak ada orang yang tahu.
Bagus kah?
Bagus banget.
Tapi jika ada lagi “bagus” yang lain, yakni amalannya bisa menjadi guru bagi yang lain, teladan bagi yang lain? Bisa mengubah yang pelit, yang terpuruk, yang miskin, dengan kisahnya, dengan pengalamannya? Entahlah bagaimana Saudara memandang. Saya juga tidak mau mempengaruhi Saudara untuk ikut pandangan saya. Betapapun kita juga butuh amal-amal yang kita rahasiakan hanya untuk Allah saja.
(+) Ustadz Yusuf punya amalan rahasia?
(-) Ada.
(+) Apa tuh?
(-) Rahasia.
(+) Weeeehhh... Berbagi ilmu, berbagi pengalaman.
(-) Udah koq. Udah ada yang dibagi, udah ada yang dishare. Dan menjawab “ada amal yang Yusuf Mansur rahasiakan”, sesungguhnya sudah bukan menjadi rahasia lagi, he he he. Itu udah ngebuka, walopun konten amalannya masih disembunyikan. Dan ini malahan bahaya buat hati. Gimana kalo timbul rasa bahwa “Ada koq yang dirahasiakan...”, tapi kalimat ini malah akhirnya menunjukkan “sesuatu” yang lain. Riya. Pengen dilihat manusia bahwa punya amal yang rahasia. Bingung ya? Makanya, jangan nyela kalo saya lagi ngajar. Kita terusin ya.
(+) Ok. Maaf ya.
Ok.
Saudara-saudara, saya ulangi ya. Misalnya di urusan sedekah, ada yang bisa merasakan fadhilahnya, bisa merasakan kekuatannya, bisa merasakan berkahnya, kenapa lalu disembunyikan? Hingga ia menjadi amal spesial saja, tidak berusaha ia menjadi amal spesial sebanyak-banyaknya orang? Andai orang lain bisa ia share pengalaman sedekahnya, barangkali banyak orang turut serta melesat bersama dirinya.
Namun memang umumnya orang-orang seperti ini penuh kekhawatiran bahwa Allah Tuhannya bakalan marah, dan menganggapnya tidak ikhlas. Lalu malah tidak menerima sedekahnya.
Ada yang mencarikan solusi. Yakni ia dakwahi, ia kisahkan, ia ajarkan, keutamaan sedekah dan amal-amal lainnya kepada orang lain, dengan menjadikan kisah itu sebagai kisah si fulan dan si fulanah. Kalau buat saya, jaga hati saja. Niatkan buat uswatun hasanah, buat dakwah. Buat ngajak orang. Pahalanya jadi dobel-dobel. Allah mudah-mudahan jaga niat, jaga hati, bukan kepengen dipuji hebat. Sebab memang sabab Allah mengizinkan kita beramal salehlah lalu kita punya amal saleh. Kalau Allah tidak izinkan, tidak mudahkan, tidak akan ada amal saleh yang bisa kita lakukan. Subhaanallaah.
Lalu, pilih merahasiakan amal? Atau menjadikannya kisah yang memotivatif?
Terus aja dulu belajarnya.
Saudara semua... Saya senang mengatakan, jadilah kaya dengan jalan sedekah dan shalat malam. Cara ini cara yang diseru Allah dan Rasul-Nya. Bahkan, bagi mereka yang berkenan sedekah dan bangun malam, udah akan kaya duluan.
Jalankan juga shalat-shalat dhuha, istiqamahkan.
Amalkan juga membaca surahnya surah kaya; al Waaqi’ah. Dawamkan. Biasakan. Hingga Allah benar-benar menganugerahkan kekayaan buat kita semua.
Jangan lepas shalawat, minimal 100x shalawat sehari. Jangan lepas tasbih, sehari minimal 100x tasbih subhaanallaahi wabihamdih. jangan lepas 70x istighfar sehari. Jangan tinggal witir 3 rokaat sebelom tidur. Jangan tinggal berjamaah, dengan qobliyah ba’diyahnya. Kita bakal payah hidup di dunia ini tanpa ibadah-ibadah dan amalan-amalan kayak gini. Apalagi di akhirat. Bakal tambah payah. Musti bawa bekel sebanyak-banyaknya. Bukan hanya sebab soal tidak pengen miskin dan kepengen kaya saja.
Pun kalo kepengen kaya, saya malah bilang, Allah menyediakan Jalan-Jalan-Nya. Di antaranya ya pake amalan-amalan di atas. Sebab kekayaan milik Allah. Dan Allah kemudian memberitahukan Cara-Cara-Nya. Saatnya nanti kita kaya beneran, sukses beneran, jaga terus amalan-amalan ini, jangan sampe lepas. Inilah yang dimaksud dengan syukur. Sebelumnya banyak amalannya, setelahnya terjaga amalannya. Dan Allah niscaya akan terus menambah karunia-Nya.
Dan saya pun menyeru, saatnya nanti benar-benar kekayaan Allah berikan, kesuksesan Allah berikan, jalan keluar Allah berikan, share kepada yang lain, bagi buat yang lain, ceritakan kepada yang lain. Supaya mereka menuruti.
Malah, kalo saya, jauh sebelum saya merasakan kebenaran Janji Allah di urusan-urusan saya, saya langsung tancep gas menyeru kepada yang lain. Pahit terasa memang, manakala dibalikin: Wuah, situ aja pake sendiri itu amalan-amalan yang situ ajarkan. Jangan ajarkan orang lain. Situ aja masih begini-begini aja.
Saya maju terus. Saya ajarkan terus, hingga kemudian orang-orang memanggil saya ustadz.
Saya sempat gelisah juga, sebab amalan-amalan yang saya lakukan, di urusan saya seperti tumpul. Di waktu yang saya butuhkan, tidak jarang amal-amal saya yang saya lakukan, sama sekali tidak berefek. Tapi ya itu, saya maju terus. Dan ternyata Cara Kerja Allah memang misterius. Sepenuhnya adalah Kehendak Allah.
Saya membayangkan, ada di antara saudara yang mau mengumpulkan orang-orang berjamaah di belakang saudara. Lalu saudara berbalik dan mulai bercerita, “Saudara-saudaraku, dulu saya seperti saudara-saudara semua. Ada di barisan antrian mengambil sedekah. Hingga saya kemudian marah dengan keadaan diri saya. Masa iya saya digolongkan dalam golongan orang-orang miskin terus? Akhirnya saya kemudian jual TV saya dan radio butut saya. Saya masih tambahkan dengan jual juga sepeda lama saya. Semuanya untuk modal dagang. Tapi bukan sembarang dagang, melainkan dagang dengan Allah. Ya, saya jual semuanya, lalu saya sedekahkan semuanya, kecuali saya ambil untuk makan hari itu dan esoknya. Saudara-saudaraku semua, setelah itu kehidupan saya berubah. Pelan-pelan tapi pasti Allah angkat derajat saya. Jadi, saya berharap, di antara Saudara-saudara semua ada yang mau mengikuti jejak saya…”.
Lihat kalimat di atas. Amal itu bukan amal yang sepi dari sum’ah dan riya’. Itu teramat dekat. Sebagiannya malah sudah memvonis bahwa itulah riya’ (pamer sama orang bahwa dia sudah jadi begini dan begini sebab sedekahnya. Padahal kan bukan. Semuanya sebab Allah). Sebagiannya juga sudah memvonis bahwa itu sudah juga termasuk sum’ah (memperdengarkan amal kepada orang lain). Tapi buat saya, itu adalah kalimat pengajaran dan kalimat uswatun hasanah. Siapa tahu ada yang benar-benar tergerak untuk mencontoh.
Ketika saudara membaca tulisan ini, ada tersembul kalimat-kalimat di pikiran saudara. Barangkali. Ditahan saja. Kita ikuti terus kasus demi kasus yang saya angkat. Saya biarkan saudara mengambil sendiri saja kesimpulannya dan saudara kemudian tuliskan sendiri apa yang saudara mau tuliskan. Jika saudara ada pertanyaan dan ada jawabannya, barangkali insya Allah saudara menemukannya di kasus yang lain yang disodorkan. Sementara itu, saya tetap meminta terus saudara komentari apa-apa yang Saudara terima dan kirimkan ke modul KuliahOnline/PDP ini.
Ok, kita pertajam di pertemuan mendatang ya.
Makasih.


Tugas Buat Onliners:
Mana yang saudara pilih; Sedekah sembunyi-sembunyi? Atau terang-terangan? Kenapa?
Bagaimana juga dengan amal-amal yang lain? Puasa, shalat, zakat, apakah Saudara konsisten melakukan yang terang-terangan untuk uswatun hasanah, atau tergantung situasi?
Jika amal yang Saudara lakukan adalah bagus untuk didengar orang banyak, dan berkemungkinan untuk ditiru sebab barangkali menggugah, apakah Saudara masih tetap merahasiakannya? Atau mulai mengubah sikap, dan menjadikan amal Saudara sebagai guru pengalaman?
Untuk keselamatan, bagaimana baiknya? Apakah kita samarkan saja nama dan kejadiannya? Sehingga bisa tetap menceritakan kedahsyatan satu amal?
Kirim tugas ke: kolom yang telah kami sediakan dibawah ini


Munajat 
Engkaulah Yang Terhebat. Engkau ciptakan manusia tanpa pamrih. Engkau tidak memerlukan ibadah semua manusia ciptaan-Mu. Sebab mereka semua beribadah tidak akan menambah kemuliaan-Mu, dan bila semuanya kufur pun tidak akan membuat kemuliaan-Mu berkurang. Berkata Musa, in takfuruu antum wa man fil ardhi jamii’an, fainnawlooha ghoniyyun hamiid; Jika kalian kufur, dan kufur juga semua orang di muka bumi, semuanya, maka Allah itu Maha Terpuji lagi Maha Kaya.
Jika demikian ya Allah, mengapa Engkau menjanjikan surga dan mengancam dengan neraka? Surga buat yang beribadah, dan neraka buat yang tiada mau beribadah?
Ya Allah, jika surga dan neraka juga adalah bukan karena amal seseorang, melainkan murni karena Kehendak-Mu memasukkan seseorang ke surga atau neraka, di manakah lalu peran amal seseorang?
Ya Rabb, izinkan hamba-Mu ini menguak takdir tauhid dan keindahannya, di kasus-kasus yang hamba-Mu ini paparkan.
Ya Rabb, gerakkan hamba-hamba-Mu yang Engkau sayangi, untuk mendoakan saya dan keluarga saya, agar memiliki tauhid yang bagus, iman yang kokoh dan amal saleh yang baik. Dan saya pun mendoakan semuanya yang berinteraksi dengan esai-esai kuliah ini. Segala rahmat-Mu, mudah-mudahan berkenan Engkau bukakan untuk kami semua. Amin. 
Wa yaa Rohmaan, Engkau juga menyuruh kami mengajak orang lain bersedekah, bershalawat, dan untuk beramal-amal saleh yang lain. Jika menceritakan pengalaman sendiri adalah salah, berilah kami bahan-bahan untuk berdakwah, agar keutamaan dakwah juga bisa kami miliki sebagai amalan yang hebat di sisi-Mu. Ya Allah, saat kami bertutur dengan kisah, bertutur dengan contoh, maka jagalah niat itu bahwa semata hanya untuk memotivasi orang. Tanpa ditambah, tanpa dikurangi, tanpa ada yang berlebihan. Hidayah adalah milik-Mu, namun kami memohon agar menjadi orang yang dipilih oleh-Mu untuk menjadi perantara hidayah sebanyak-banyaknya orang. Utamanya untuk keluarga dan anak keturunan kami. Aamiin yaa Rabb...